Tutorial Menentukan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal Menggunakan Ponsel Android

aplikasi android islami Reply Selasa, Februari 11, 2014

Anda termasuk orang yang menunggu-nunggu awal bulan Ramadhan, bulan suci/puasa bagi umat Islam? Atau anda juga termasuk orang yang menunggu kapan persisnya jatuhnya idul Fitri di awal bulan Syawal? Dan anda menunggu sidang isbat (yang katanya menghabiskan biaya hingga Rp. 9 milyar tersebut) dari pemerintah sebagai rujukan awal bulan Ramadhan/Syawal? Nah… jikalau anda mempunyai perangkat Android anda tidak perlu menunggu sidang isbat sebagai rujukan awal bulan Ramadhan/Syawal. Bahkan anda dapat mengetahuinya jauh-jauh hari sebelum bulan Ramadhan/Syawal tersebut tiba! Hasilnya cukup, eh bukan cukup, bahkan sangat akurat! Perangkat Android yang anda butuhkanpun tidak perlu yang canggih-canggih. Anda bahkan dapat menggunakan perangkat Android 1.6 yang lama. Tidak perlu yang mahal-mahal dan yang jelas tidak perlu biaya hingga Rp. 9 milyar seperti sidang isbat! Bahkan dengan perangkat Android anda, anda dapat memastikan apakah akan ada perbedaan awal bulan Ramadhan/Syawal menurut hisab (yang biasa dipakai oleh Muhammadiyah) atau rukyat/pengamatan (yang biasa dipakai oleh NU/pemerintah)!!
Yang anda butuhkan sekarang adalah aplikasi android dan kemampuan anda untuk mengolah data yang dihasilkan aplikasi tersebut. Sangat mudah dan tidak perlu perhitungan yang memusingkan. Ada banyak aplikasi mengenai fase bulan dan astronomi yang bisa anda gunakan untuk menentukan awal sebuah bulan qomariyah. Saya akan berikan contoh satu aplikasi saja, dalam hal ini saya akan menggunakan aplikasi bernama “Lunafaqt” yang bisa anda unduh di Google Play (OS Android 2.2 dan di atasnya)  atau Android Market (OS Android 2.1 dan di bawahnya).
Dari nama nya saja kita bisa menebak-nebak fungsi dari aplikasi ini. Lunafaqt merupakan aplikasi android yang dapat kita gunakan untuk mengetahui fase-fase bulan secara realtime. Data yang diberikan pada lunafaqt cukup akurat dan detail seperti jarak antar bumi, azimuth, ketinggian bulan, umur bulan, matahari terbit & terbenam, rasi yang dilewati bulan, dan Kalender fase bulan sendiri. Lunafaqt berjalan secara offline dengan kata lain untuk menggunakan aplikasi ini anda tidak dituntut memiliki koneksi internet.
Oke, mari kita mulai! Mula-mula jalankan aplikasi Lunafaqt yang sudah anda unduh! Maka akan terdapat gambar seperti di bawah. Bentuk/fase bulan bisa berbeda-beda tergantung waktu. Screenshot ini diambil tanggal 14 Juli 2013.
lunafaqt1

 
Sekarang sebagai contoh mari kita tentukan kapan persisnya 1 Syawal 1434 H pada kalender masehi. Pertama kali adalah perhatikan bulatan hitam penuh di kiri bawah layar seperti gambar di bawah ini yang dilingkari warna merah. Bulatan hitam tersebut menunjukkan waktu konjungsi atau ijtima matahari, bulan dan bumi atau yang diseut dengan “bulan baru”.
lunafaqt1a

Sekarang sentuhlah bulatan hitam tersebut maka layar akan berubah menjadi fase bulan baru pada tanggal dan jam tersebut. Dalam kasus ini (1 Syawal 1434H) adalah tanggal 7 Agustus 2013 pukul 04:51 WIB seperti gambar di bawah ini:
lunafaqt2a


 
Langkah berikutnya adalah perhatikan waktu matahari terbenam atau sunset di layar perangkat Android anda seperti bagian yang dilingkari merah pada gambar di bawah ini:
lunafaqt2b

 
Di sana tertulis waktu matahari terbenam adalah pukul 5:51pm atau 17:51. Waktu matahari terbenam dapat berbeda-beda tergantung dari awal bulan dan tahun yang akan anda cari. Setelah anda perhatikan waktu matahari terbenam selanjutnya adalah mencari pengatur waktu atau jam di kanan atas seperti yang dilingkari biru pada gambar di atas. Setelah anda menemukannya sentuhlah bagian itu maka akan keluar pengatur waktu seperti gambar berikut:
lunafaqt4

  Aturlah pengatur waktu tersebut sesuai dengan waktu matahari terbenam, dalam kasus ini pukul 17:51. Setelah anda menekan tombol ‘Set’ maka hasil akhirnya adalah sebagai berikut:
lunafaqt3a


 
Selesai! Sekarang tinggal menyimpulkan kapan jatuhnya 1 Syawal 1434H tersebut. Untuk yang menggunakan metode hisab (seperti yang sering dipakai Muhammadiyah) maka prosesnya  cukup hingga gambar ke-2 di atas. Kita cukup memperhatikan tanggal dan bulan waktu kongjungsi yaitu dalam kasus ini adalah 7 Agustus 2013 pukul 4:51. Ini berarti bahwa saat Maghrib tanggal 7 Agustus 2013 kita sudah memasuki bulan Syawal. Sehingga tanggal 8 Agustus 2013 kita akan merayakan Idul Fitri. Andaikan waktu kongjungsi terjadi setelah waktu matahari terbenam atau maghrib maka maghrib berikutnya (keesokan harinya) baru kita memasuki bulan baru.
Bagaimana dengan metode rukyat (atau lebih tepatnya rukyatul hisab campuran antara rukyat dan hisab)? Nah untuk itu kita lihat gambar terakhir yaitu data mengenai ketinggian bulan pada saat matahari terbenam seperti yang dlingkari warna merah.  Di sana tertera 3,19°. Jikalau pada saat matahari terbenam ketinggian bulan >2° maka maghrib tanggal 7 Agustus 2013 kita sudah memasuki bulan Syawal. Itu berarti tanggal 8 Agustus 2013 kita akan merayakan Idul Fitri. JIKALAU ketinggian bulan ternyata <2° maka itu berarti maghrib keesokan harinya yaitu tanggal 8 Agustus 2013 kita baru memasuki bulan Syawal sehingga kita baru merayakan Idul Fitri tanggal 9 Agustus 2013.
Nah kesimpulan dari data yang disuguhkan Lunafaqt  adalah untuk 1 Syawal 1434 H, baik dengan metode hisab maupun rukyat tidak akan ada perbedaan dan kita akan merayakan Idul Fitri seragam tanggal 8 Agustus 2013. Mudah, murah, cepat  dan akurat bukan? Tidak perlu dana hingga Rp 9 milyar kan?

Sumber : http://spektrumku.wordpress.com
Download

Posting Komentar

Search

Komentar Terbaru

Total Tayangan Halaman

Translate