Tutorial Menentukan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal Menggunakan Ponsel Android
Anda termasuk orang yang menunggu-nunggu awal bulan Ramadhan,
bulan suci/puasa bagi umat Islam? Atau anda juga termasuk orang yang
menunggu kapan persisnya jatuhnya idul Fitri di awal bulan Syawal? Dan
anda menunggu sidang isbat (yang katanya menghabiskan biaya hingga Rp. 9
milyar tersebut) dari pemerintah sebagai rujukan awal bulan
Ramadhan/Syawal? Nah… jikalau anda mempunyai perangkat Android anda
tidak perlu menunggu sidang isbat sebagai rujukan awal bulan
Ramadhan/Syawal. Bahkan anda dapat mengetahuinya jauh-jauh hari sebelum
bulan Ramadhan/Syawal tersebut tiba! Hasilnya cukup, eh bukan cukup,
bahkan sangat akurat! Perangkat Android yang anda butuhkanpun tidak
perlu yang canggih-canggih. Anda bahkan dapat menggunakan perangkat
Android 1.6 yang lama. Tidak perlu yang mahal-mahal dan yang jelas tidak
perlu biaya hingga Rp. 9 milyar seperti sidang isbat!
Bahkan dengan perangkat Android anda, anda dapat memastikan apakah
akan ada perbedaan awal bulan Ramadhan/Syawal menurut hisab (yang biasa
dipakai oleh Muhammadiyah) atau rukyat/pengamatan (yang biasa dipakai
oleh NU/pemerintah)!!
Yang anda butuhkan sekarang adalah aplikasi android dan kemampuan
anda untuk mengolah data yang dihasilkan aplikasi tersebut. Sangat mudah
dan tidak perlu perhitungan yang memusingkan. Ada banyak aplikasi
mengenai fase bulan dan astronomi yang bisa anda gunakan untuk
menentukan awal sebuah bulan qomariyah. Saya akan berikan contoh satu
aplikasi saja, dalam hal ini saya akan menggunakan aplikasi bernama
“Lunafaqt” yang bisa anda unduh di Google Play (OS Android 2.2 dan di
atasnya) atau Android Market (OS Android 2.1 dan di bawahnya).
Dari nama nya saja kita bisa menebak-nebak fungsi dari aplikasi ini.
Lunafaqt merupakan aplikasi android yang dapat kita gunakan untuk
mengetahui fase-fase bulan
secara realtime. Data yang diberikan pada lunafaqt cukup akurat dan
detail seperti jarak antar bumi, azimuth, ketinggian bulan, umur bulan,
matahari terbit & terbenam, rasi yang dilewati bulan, dan Kalender fase bulan
sendiri. Lunafaqt berjalan secara offline dengan kata lain untuk
menggunakan aplikasi ini anda tidak dituntut memiliki koneksi internet.
Oke, mari kita mulai! Mula-mula jalankan aplikasi Lunafaqt yang sudah
anda unduh! Maka akan terdapat gambar seperti di bawah. Bentuk/fase
bulan bisa berbeda-beda tergantung waktu. Screenshot ini diambil tanggal 14 Juli 2013.
Sekarang sebagai contoh mari kita tentukan kapan persisnya 1 Syawal
1434 H pada kalender masehi. Pertama kali adalah perhatikan bulatan
hitam penuh di kiri bawah layar seperti gambar di bawah ini yang
dilingkari warna merah. Bulatan hitam tersebut menunjukkan waktu
konjungsi atau ijtima matahari, bulan dan bumi atau yang diseut dengan
“bulan baru”.
Sekarang sentuhlah bulatan hitam tersebut maka layar akan berubah
menjadi fase bulan baru pada tanggal dan jam tersebut. Dalam kasus ini
(1 Syawal 1434H) adalah tanggal 7 Agustus 2013 pukul 04:51 WIB seperti
gambar di bawah ini:
Langkah berikutnya adalah perhatikan waktu matahari terbenam atau
sunset di layar perangkat Android anda seperti bagian yang dilingkari
merah pada gambar di bawah ini:
Di sana tertulis waktu matahari terbenam adalah pukul 5:51pm atau
17:51. Waktu matahari terbenam dapat berbeda-beda tergantung dari awal
bulan dan tahun yang akan anda cari. Setelah anda perhatikan waktu
matahari terbenam selanjutnya adalah mencari pengatur waktu atau jam di
kanan atas seperti yang dilingkari biru pada gambar di atas. Setelah
anda menemukannya sentuhlah bagian itu maka akan keluar pengatur waktu
seperti gambar berikut:
Aturlah pengatur waktu tersebut sesuai dengan waktu matahari
terbenam, dalam kasus ini pukul 17:51. Setelah anda menekan tombol ‘Set’
maka hasil akhirnya adalah sebagai berikut:
Selesai! Sekarang tinggal menyimpulkan kapan jatuhnya 1 Syawal 1434H
tersebut. Untuk yang menggunakan metode hisab (seperti yang sering
dipakai Muhammadiyah) maka prosesnya cukup hingga gambar ke-2 di atas.
Kita cukup memperhatikan tanggal dan bulan waktu kongjungsi yaitu dalam
kasus ini adalah 7 Agustus 2013 pukul 4:51. Ini berarti bahwa saat
Maghrib tanggal 7 Agustus 2013 kita sudah memasuki bulan Syawal.
Sehingga tanggal 8 Agustus 2013 kita akan merayakan Idul Fitri. Andaikan
waktu kongjungsi terjadi setelah waktu matahari terbenam atau maghrib
maka maghrib berikutnya (keesokan harinya) baru kita memasuki bulan
baru.
Bagaimana dengan metode rukyat (atau lebih tepatnya rukyatul hisab
campuran antara rukyat dan hisab)? Nah untuk itu kita lihat gambar
terakhir yaitu data mengenai ketinggian bulan pada saat matahari
terbenam seperti yang dlingkari warna merah. Di sana tertera 3,19°.
Jikalau pada saat matahari terbenam ketinggian bulan >2° maka maghrib
tanggal 7 Agustus 2013 kita sudah memasuki bulan Syawal. Itu berarti
tanggal 8 Agustus 2013 kita akan merayakan Idul Fitri. JIKALAU
ketinggian bulan ternyata <2° maka itu berarti maghrib keesokan
harinya yaitu tanggal 8 Agustus 2013 kita baru memasuki bulan Syawal
sehingga kita baru merayakan Idul Fitri tanggal 9 Agustus 2013.
Nah kesimpulan dari data yang disuguhkan Lunafaqt adalah untuk 1
Syawal 1434 H, baik dengan metode hisab maupun rukyat tidak akan ada
perbedaan dan kita akan merayakan Idul Fitri seragam tanggal 8 Agustus
2013. Mudah, murah, cepat dan akurat bukan? Tidak perlu dana hingga Rp 9
milyar kan?
Sumber : http://spektrumku.wordpress.com
Posting Komentar